Hikmah Dibalik Peristiwa Gerhana Matahari

Hikmah Dibalik Peristiwa Gerhana MatahariBanyak cerita khurafat dan tahayyul beredar di masyarakat seputar terjadinya gerhana. Namun syariat Islam telah menyatakan dengan tegas nilai-nilai yang terkandung dibalik terjadinya peristiwa tersebut. Hal itu disampaikan oleh H. Sofyan Siroj, Lc, MM pada khutbah selepas solat sunah Gerhana Matahari, hari ini (9/3/2016).

Yang bertemakan Ibrah dan Hikmah dari Gerhana Matahari, bertepat di Masjid Adh-Dhiyyaa’ Komplek PLN WRKR dan PB3S Jalan Nangka. Diantaranya adalah:

1. Menunjukkan salah satu keagungan dan kekuasaan Allah Ta’ala yang Maha mengatur alam ini.

2. Untuk menimbulkan rasa gentar di hati setiap hamba atas kebesaran Allah Ta’ala dan azab-Nya bagi siapa yang tidak taat kepada-Nya.

Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya matahari dan bulan tidak gerhana karena kematian seseorang atau karena kehidupannya. Akan tetapi keduanya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah.

Jika kalian menyaksikannya, maka hendaklah kalian shalat.” (HR. Bukhari)

Dalam redaksi yang lain, Bukhari juga meriwayatkan, “Sesungguhnya matahari dan bulan keduanya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah, keduanya tidak gerhana karena kematian seseorang atau karena kehidupannya. Akan tetapi Allah hendak membuat gentar para hamba-Nya.” (HR. Bukhari)

Disamping hal ini juga mengingatkan seseorang dengan kejadian hari kiamat yang salah satu bentuknya adalah terjadinya gerhana dan menyatunya matahari dengan bulan, seperti Allah nyatakan dalam surat Al-Qiyamah: 8-9.

“Dan apabila bulan telah hilang cahayanya. Dan Matahari dan bulan dikumpulkan.” (QS. Al-Qiyamah: 8-9)

Shalat Gerhana Islam mengajarkan umatnya untuk melakukan shalat apabila mereka menyaksikan peristiwa gerhana, baik matahari maupun bulan, sebagaimana diisyaratkan dalam hadits di atas, juga sebagaimana riwayat adanya perbuatan Rasulullah saw tentang hal tersebut.

Para ulama menyimpulkan bahwa hukum shalat gerhana adalah sunah. Imam Nawawi rahimahullah menyatakan bahwa sunahnya shalat gerhana merupakan ijma ulama (Lihat: Syarah Muslim, 6/451). Ibnu Qudamah dan Ibnu Hajar menyatakan bahwa shalat gerhana merupakan sunnah mu’akkadah/sunah yang sangat ditekankan (Al-Mughni, 3/330, Fathul Bari, 2/527). Sebagian ulama bahkan menyatakan kewajiban shalat gerhana, karena Rasulullah saw melaksanakannya dan memerintahkannya. Ibnu Qayimmenyatakan bahwa pendapat ini (wajibnya shalat gerhana) merupakan pendapat yang kuat. (Kitab Ash- Shalah, Ibnu Qayim, hal. 15).

Di sisi lain, karena jarang kaum muslimin yang mengenal dan melaksanakan shalat gerhana, maka dengan melakukannya maka dia akan mendapatkan keutamaan orang yang menghidupan sunah.

3. Dahsyat Ketentuan Allah tentang Jadwal Kehidupan Manusia di bumi.

a. Matahari dan Bulan Almanak Harian Qur’ani Seorang Muslim: Shalat, puasa, haji dan lainnya.

b. Dua hakikat waktu dari Tuhan pencipta manusia, Dunia tempat bekerja dan akhirat tempat menuai hasil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *