Ukraina Uji Coba Rudal Dekat Crimea

Ukraina Uji Coba Rudal Dekat CrimeaUkraina melakukan uji coba rudal dekat wilayah Crimea, daerah yang dicaplok oleh Rusia tahun 2014 lalu.

Uji coba rudal dalam rangkaian latihan militer selama dua hari terhitung sejak Kamis (1/12) ini merupakan yang pertama dilakukan Ukraina.

“Tidak ada yang dapat menghentikan kita [warga Ukraina]. Kami akan bertindak demi kepentingan rakyat Ukraina!” ucap Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, seperti dikutip AFP kamis (1/12).

Juru bicara militer Ukraina, Volodymyr Kryzhanovskiy, menegaskan bahwa latihan militer hari ini terfokus pada latihan angkatan udara Ukraina, termasuk uji coba sitem rudal S-300.

Ia menegaskan, uji coba rudal ini tidak melanggar hukum internasional sebab peluncuran rudal tersebut berjarak 30 kilometer dari Crimea.

Media Ukraina berspekulasi bahwa Rusia akan menembak jatuh rudal ketika uji coba ini dilaksanakan.

Pasalnya, juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, juga telah mengatakan bahwa negaranya memang akan menembak jatuh rudal Ukraina itu jika merasa sudah mengancam keamanan Moskow.

“Uji coba rudal ini jelas membahayakan penerbangan internasional yang melintas di wilayah Rusia dan negara tetangga,” kata Peskov kepada Harian Vedomosti online.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Mariana Betsa, sebelumnya juga telah menerima beberapa “catatan protes” dari menteri pertahanan Rusia terkait latihan militer ini.

Betsa memaparkan, dalam pesannya, Moskow memprotes latihan militer yang dilakukan Kiev ini dengan menyebutkan uji coba rudal itu telah “melanggar kedaulatan Rusia dan hukum internasional.”

Sementara itu, Kepala dewan keamanan nasional Ukraina, Oleksandr Turchynov, sebelumnya telah menyatakan bahwa intimidasi Rusia tersebut tidak akan mempengaruhi rencana uji coba rudal ini.

Menurut Turchynov, ancaman penembakan yang dilontarkan Rusia itu hanya akan mengubah ketegangan antar kedua negara selama tiga tahun terakhir ini menjadi perang yang benar-benar aktif.

Ukraina menganggap Rusia mencaplok wilayah Crimea secara ilegal pada Maret 2014 lalu. Pencaplokan ini terjadi hanya berjarak sebulan setelah Presiden Ukraina yang pro-Rusia, Viktor Fedorovych Yanukovych, digulingkan pemerintah yang lebih pro-Uni Eropa.

Kiev juga menuduh Moskow mendukung kelompok pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur dan menyebabkan perang internal yang telah menewaskan hampir 10 ribu nyawa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *