BNN Gelar Pembekalan Indonesia Darurat Narkoba

BNN Gelar Pembekalan Indonesia Darurat NarkobaBadan Narkotika Nasional (BNN) akan menempatkan beberapa personelnya di Komisi Nasional Pengendalian Narkotika Tiongkok (NNCC), guna memaksimalkan kerja sama kedua pihak dalam penanggulangan masalah narkoba. “Kami berencana menempatkan perwakilan BNN di NNCC serta sebaliknya, untuk lebih mengefektifkan dan meningkatkan implementasi kerja sama yang telah berjalan sejak 2012,” kata Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso kepada Antara di Beijing, Sabtu (13/8).

Budi Waseso menambahkan, BNN dan NNCC sepakat untuk meningkatkan kemampuan dalam penanggulangan masalah narkoba melalui pelatihan, dan dukungan peralatan yang modern. “Kerja sama kedua pihak telah berhasil mengungkap berbagai kasus besar penyelundupan narkoba melalui Tiongkok ke Indonesia. Karena itu kerja sama tukar menukar informasi intelijen di bidang narkotika akan kami tingkatkan agar lebih efektif dan efisien, termasuk penempatan perwakilan anggota BNN di Tiongkok,” katanya.

Ia mengemukakan Tiongkok merupakan salah satu pintu masuk peredaran gelap narkoba di Indonesia yang cukup besar, baik melalui laut maupun udara.”Selain itu marak sindikat narkoba yang melibatkan Warga Negara Tiongkok dan WNI keturunan yang ada di Indonesia,” ungkapnya.

Penempatan perwakilan BNN juga kemungkinan akan dilakukan di Hong Kong bekerja sama dengan Biro Narkotika Kepolisian Hong Kong. Budi Waseso mengatakan Hong Kong merupakan salah satu wilayah yang potensial dijadikan sebagai tempat persinggahan narkoba sebelum masuk ke Indonesia dengan memanfaatkan eks Buruh Migran Indonesia (BMI) sebagai kurir.

“BNN akan meningkatkan kerja sama dengan Biro Narkotika Kepolisian Hong Kong yang selama ini telah terjalin. Kerja sama diantaranya tukar menukar informasi intelijen, Kepolisian Hong Kong juga menawarkan bantuan pelatihan penanggulangan tindak kejahatan pencucian uang,” tuturnya.

Dalam kunjungan kerja ke Hong Kong sejak 11 hingga 13 Agustus 2016, Budi Waseso mengadakan pertemuan dengan Komisioner Biro Narkotika Hong Kong Kepolisian Hong Kong Stephen Lo. Kepala BNN juga melakukan penyuluhan kepada para BMI yang baru tiba di Hong Kong, untuk mewaspadai segala bentuk narkoba dan modus kejahatan yang berkaitan dengan narkoba.

Darurat Narkoba

Dalam kesempatan itu, Budi Waseso mengadakan pembekalan “Indonesia Darurat Narkoba” kepada para Buruh Migran Indonesia (BMI) yang baru tiba di Hong Kong. Ia mengatakan BNN memiliki program sosialisasi P4GN untuk WNI yang ada di luar negeri terutama di negara-negara yang rawan terjadi penyelundupan narkoba ke Indonesia.

Budi Waseso mengatakan, pembekalan kepada para WNI buruh migran yang ada di Hong Kong agar mereka tidak terjerat dalam jaringan peredaran gelap narkoba. “Di waktu yang akan datang program sosialisasi ini akan ditingkatkan, tidak saja frekuensinya tetapi juga kualitas materi sosialisasi yang up to date disesuaikan dengan situasi dan kerawanan negara yang bersangkutan,” katanya.

Ia menambahkan, jadi kurir narkoba, dibui, dihukum mati, tidak bisa lagi bertemu dengan suami dan anak di Tanah Air, merupakan kerugian yang tidak bisa dibayar dengan apapun. “Mbak-mbak ke sini untuk mencari penghasilan yang lebih baik, kehidupan yang lebih baik bagi keluarga di Indonesia. Jadi, jangan sudah jauh-jauh datang ke sini (Hong Kong-red), hanya jadi kurir narkoba, lalu masuk masuk bui. Masih lebih baik hukuman kurungan, bagaimana kalau sampai hukuman mati,” ujarnya, mengingatkan para BMI.

Budi Waseso mengatakan saat ini tercatat 38 WNI yang ditahan Lembaga Pemasyarakatan Hong Kong karena terlibat kasus narkoba. Ia mengingatkan para BMI untuk tidak mudah terbujuk rayu oleh orang asing, baik itu Pakistan, Afrika Barat, atau warga negara asing lainnya.

“Mereka memang rayuannya maut, luar biasa. Dirayu, kali pertama mereka kasih banyak uang, dikasih barang-barang bagus, tujuan akhirnya bagaimana mbak-mbak menjadi kurir, mengirim barang. Semua tujuannya adalah Indonesia, melalui berbagai negara. Dari Timur Tengah juga jalurnya ke Indonesia. Sehingga kini Indonesia darurat narkoba,” tuturnya.

Budi Waseso juga mengingatkan para BMI untuk segera mengirimkan penghasilannya ke keluarga di kampung halaman, sehingga tidak tergoda untuk membeli narkoba di Hong Kong. “Narkoba itu enaknya hanya sesaat, setelah itu pusing, berhalusinasi. Lebih parah lagi jika kita sampai ketergantungan. Jadi, kalau sudah punya penghasilan, berhati-hatilah. Ingat kewajiban pokok untuk mengirimkan ke keluarga, ke anak,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *