Jangan Rusak Perdamaian Aceh

Jangan Rusak Perdamaian AcehAKSI. Pemerintah Provinsi Aceh mengimbau pihak-pihak tertentu agar tidak merusak perdamaian yang telah dirasakan masyarakat di provinsi itu sejak penandatanganan nota kesepahaman di Helsinki, Finlandia, pada 15 Agustus 2005.

“Harus kita sadari situasi Provinsi Aceh hari ini mulai membaik, dan jangan sampai rusak kembali. Kami minta media lebih arif menyikapi hal itu,” kata Kepala Biro Humas Provinsi Aceh, Murthalamuddin, di Banda Aceh, Sabtu.

Dia sampaikan itu menanggapi kelompok bersenjata di pedalaman Aceh, yang mengaku mantan kombatan GAM, yang merasa kecewa terhadap pemerintah Provinsi Aceh.

Libido untuk mencari sensasi atau eksistensi dengan memanfaatkan momentum merusak perdamaian seharusnya dihentikan. “Perdamaian ini, diakui atau tidak, sudah memberi kita banyak kenyamanan.Termasuk bagi pekerja media,” katanya.

Tsunami Aceh pada akhir 2004 dengan korban sekitar 130.000 jiwa (ada yang melaporkan hingga 220.000 jiwa) menjadi titik penting menyatukan semua pihak bahu-membahu menanggulangi bencana katastrofik tingkat duna itu.

Oleh karenanya pemerintah provinsi itu meminta tidak ada pihak yang dapat merugikan situasi Aceh saat ini dengan membuat sensasi. “Mari lihat perdamaian ini dengan mata hati sehingga lebih jernih dalam melihat berbagai persoalan, kata Murthalamuddin.

Semua kritikan yang muncul diterima dengan hati jernih dan lapang dada. “Tapi ingat, siapapun yang menjadi pemimpin di Aceh tidak akan mampu menyelesaikan semua keinginan itu seperti membalik telapak tangan,” katanya menambahkan.

Ia juga mencontohkan, misalnya wilayah-wilayah lain bekas konflik yang juga butuh waktu untuk membangun yang muaranya untuk kesejahteraan rakyat.

“Apa yang dilakukan YARA patut kita apresiasikan. Namun akan lebih arif bila YARA mempersempit ruang munculnya penafsiran berbeda pihak lain dengan membuka dan mengekpose melalui media,” kata Murthalamuddin.

Dia juga mengajak mantan kombatan GAM tersebut untuk bersinergi dalam upaya menyelematkan perdamaian Aceh. “Kami minta marilah bahu membahu menyelamatkan perdamaian. Mari kita buka ruang dialog yang lebih baik. Lihatlah rakyat yang sudah lelah dengan konflik,” katanya menambahkan.

Murthalamuddin juga meminta semua pihak untuk tidak membesar-besarkan kelompok bersenjata itu. “Agar tidak menjadi tunggangan banyak pihak untuk merusak kembali nikmat damai yang sedang berlangsung sekarang,” kata dia menambahkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *