Film “Nike Ardila Bintang Kehidupan” Akan Segera Dirilis

Film "Nike Ardila Bintang Kehidupan" Akan Segera DirilisSiapa yang tidak kenal dengan Nike Ardila. Penyanyi rock di era 1990-an yang meninggal karena kecelakaan mobil, di Jalan RE Martadinata, Bandung, Jawa Barat, 19 Maret 1995 lalu.

Tentu, kepergiannya dengan bencana kecelakaan itu, Nike dianggap tidak memberikan sebuah tanda-tanda bahwa dirinya akan dipanggil oleh Allah SWT.

Nike meninggal di saat usianya masih 19 tahun dan karirnya di dunia tarik suara, sedang berada di puncak popularitasnya sebagai penyanyi dan musisi, yang menginspirasi banyak orang.

Sebelum dan sesudah meninggal dunia, Nike pun sudah meraih 5 Penghargaan Internasional, 29 Penghargaan nasional, dan beberapa penghargaan lain-lainnya.

Melihat sosok Nike yang sangat melegenda di kancah musik Indonesia, rumah produksi Insula Film mengangkat kisah Nike Ardila ke film layar lebar, yang rencananya akan memulai proses shooting pada Januari 2018, dengan juduil film ‘Nike Ardila: Bintang Kehidupan’.

Karya Adhe Dharmasatriya, serta diproduseri oleh Ika Merdeka ini, akan mengangkat dan menghidupkan kembali semua kisah yang dialami oleh pemilik nama lengkap Raden Rara Nike Ratnadila Kusnadi itu.

Film "Nike Ardila Bintang Kehidupan" Akan Segera Dirilis“Garis besar dalam filmnya ini, kami mau bikin biografi. Lebih mengangkat sosok jiwa sosial almarhum (Nike Ardila) dan kebaikannya. Pastinya kan saya tetap ada bumbu-bumbu yang enggak harus positif terus,” kata Ika Merdeka ketika ditemui dalam acara syukuran film ‘Nike Ardila: Bintang Kehidupan’, di Hotel De Paviljoen Bandung, Jawa Barat, Sabut (25/11/2017) petang.

“Terus juga kami menceritakan perjuangan dia (Nike) dari panggung ke Panggung sampai ke Puncak karir, hingga dia meninggal,” sambungnya.

Sementara itu, Adhe Dharmasatriya yang ditemui di tempat yang sama mengatakan bahwa pihaknya, ingin mengangkat cerita Nike sejak dirinya kecil, hingga meninggal dunia karena kecelakaan mobil.

“Kita dan keluarga mau angkat Nike dari kecil. Terus cerita perjalanan karirnya, sosiknya Nike yang inspiraif, dan tentunya ending cerita Nike berada di puncak karir tapi tidak meninggalkan sepatah kata pun buat keluarga dan fans,” ucap Adhe.

“Saya mau kasih pesan, bahwa Nike tuh pamit loh disini meninggalkan kebahagiaan. Sosoknyaa saya mau tahu gimana keluarganya, kkehidupannya nike yang down to earth meskipun fans menilainya artis besar,” tambahnya.
Sebelum proses shooting berlangsung, Adhe memaparkan kesuliannya ialah membuat latar kejadian yang real disaat 19 tahun Nike hidup saat itu.

“Kesulitannya karena tempat-tempat yang kita mau ambil gambar di Jakarta, Bandung, dan Singapoor itu beberapa ada yang tidak ada. Yah itu menjadi tantangan buat saya juga pastinya,” ungkap Adhe.

Sementara itu, kendala lain diucapkan oleh Ika Merdeka bahwa pihaknya pun membutuhkan pengorbanan yang lebih, untuk mendapatkan izin membuat film yang mengangkat biografi Nike Ardila.

“Perjuangannya memang berat banget. Kendalanya mendapatkan izin. Karena, beberapa waktu lalu, rumah produksi lain kabarnya sempat ingin membuat film Nike Ardila. Tapi pihak keluarga tidak mengizinkan. Jadi kita mencoba untuk terbuka dalam ceritanya di film ini dengan menggabungkan pendapa dari keluarga,” ujar Ika Merdeka.

Kakak Nike, Alan yang berada ditempat yang sama mengaku terharu dan berterima kasih, bahwa kisah perjalanan karir adiknya ingin diangka kedalam layar lebar.

“Pastinya, senang banget. Karena beberapa tahun belakangan ini yang mau angkat Nike Ardila untuk di filmkan banyak. Tapi saya lebih percaya ke Insula, karena mereka punya tim yang hebat, dan saya yakin bisa mewujudkan dampak positif bagi semua orang,” tutur Alan.

Mengenai kejadian kecelakaan Nike Ardila, Alan mengataan sampai dengan 100 hari peringatan meninggalnya Nike, masih mendapatkan respons yang baik dari semua kalangan.

“Saat tanggal 19 Maret 1995, ada hal disitu yang kebetulan saya tidak menyaksikan. Saya mendapatkan kabar dari saudara bahwa Nike kecelakaan. Kami samperin ke rumah sakit, rupanya benar meninggal dan ramai sekali orang-orang,” jelasnya.

“Kemudian dibawa ke rumah, dari jalan Soekarno Hata, orang dipager betis. Mau ke rumah sudah sangat ramai dan diluar dugaan ramai banget. Saat pemakaman pun, dirumah dan ditempat pemakaman banyak orang yang saya tidak kenal. Antusias orang-orang itu banyak banget, keluarga tidak menyangka kejadian itu. Apa lagi saat iring-iringan antar jenazah, saat itu kalau saya hitung ada 100 unit mobil,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *