H. Dody Mansyur Berangkat dari Calung, berkibar di Pop Sunda

H. Dody Mansyur Berangkat dari Calung, berkibar di Pop SundaNama Haji Dody Mansyur pasti sudah tidak asing lagi bagi para pecinta musik Sunda, khususnya genre calung dan Pop Sunda. Pria yang akrab dengan sapaan “Kang Haji” ini sudah lebih dari 3 dasawarsa malang melintang di jagat musik Sunda.

“Dulu, tahun 70an, saya gaul di lingkungan calung. Rumah kakek saya, Aki Oming, jadi posko para seniman Sunda, termasuk para seniman calung,” ungkapnya. Aki Oming ini adalah dalang angkatan Abah Sunarya (alm). Rumahnya di Gang Desa, Kiaracondong, Kota Bandung.

Dody mulai serius menggeluti calung tahun 1980. “Zaman sound system Toa,” ucapnya sambil tertawa.




“Pertama gabung di grup calung Si Kalong Hideung bersama ayahnya artis Sunda Dety Kurnia. Kemudian gabung di grup Rumiang, bersama Kusye D’Bodors dan Ki Ihin (alm Asep Solihin, terakhir dosen ISBI Bandung). Dari Ki Ihin ini saya banyak menerima pengetahuan karawitan, termasuk pengetahuan vokal. Jadi, kepada Ki Ihin ini saya berguru,” papar seniman yang aktif di HDC (Harley Davidson Club) ini.

Langkah Kang Haji kemudian melebar ke jalur rekaman. “Tahun 1992 saya rekaman calung dan kacapian di studio SM Record, produsernya Ko Bun Lim. Lagu-lagunya diantaranya Badminton dan Tinju, karya Mang Koko. Kemudian saya dikontrak 3 album kacapian oleh Asmara Record. Saya nyanyi dan yang main kecapinya Pepen, sekarang dia tinggal di Subang,” tutur Dody.

“Kemudian saya pindah ke Panama Record,” lanjutnya. “Saya dikontrak 6 album lagu-lagu Pop Sunda, Shalawatan dan lagu-lagu Sunda Kenangan. Arrangernya Agus Little dan Aji Beno,”.




Sejak tahun 2008, Dody memutuskan untuk mandiri, tidak menggantungkan diri kepada produser rekaman. “Industri rekaman Pop Sunda juga khan makin kesini makin sepi, produser banyak yang menghentikan bisnisnya. Jadi, saya memutuskan untuk menjadi produser, memproduseri sendiri karya-karya rekaman saya,” ucapnya.

Dengan bendera HD Production, sejak fokus di Pop Sunda, Dody sudah merilis 34 album. Dalam waktu dekat akan merilis 2 album yang menjagokan lagu “Alim Patebih” dan “Dua Lalaki”. Kedua lagu karya Cucun Z itu diaransir oleh Maestro Pop Sunda Yan Achiemsa.

“Saya memproduksi album berupa VCD bukan untuk dijual, tapi untuk ibadah dan promosi, dibagikan kepada fans sewaktu manggung, dan relasi. Zaman sekarang sudah tidak bisa dagang VCD. Distributor dan toko-toko pengecernya juga sudah tidak ada. Kalau kita memproduksi album, bagaimana dan kemana menjual fisiknya? Jadi, bagi saya, VCD itu hanya untuk media promosi dan untuk menjaga eksistensi saja,” jelasnya.

Yosie Wijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *