Neneng Fitri Menapak Jejak Miss Tjitjih

Neneng Fitri Menapak Jejak Miss TjitjihMiss Tjitjih adalah legenda di dunia sandiwara Sunda. Dia adalah diva pada zaman sebelum Jepang datang menaklukkan Hindia Belanda pada tahun 1942. Dia wafat tahun 1936, dan namanya diabadikan menjadi nama gedung pertunjukan dan perkumpulan sandiwara Sunda “Miss Tjitjih” yang pada tahun 1950-an terletak di Jalan Kramat Raya, Jakarta.

Bilangan tahun sudah menginjak Millenium III, Miss Tjitjih tetap eksis, masih tetap menggelar sandiwara Sunda. Seperti Sabtu (6/8) malam, menggelar lakon “Angling Darma” yang menghadirkan sinden tradisi dan penyanyi Pop Sunda senior Neneng Fitri.

Hanya saja, sejak tahun 2003 “Miss Tjitjih” pindah ke kawasan Cempaka Putih, Jakarta, dan bukan lagi sekedar gedung pertunjukan sandiwara, tetapi menjadi Gedung Kesenian Sunda.
Dalam lakon klasik romantis itu Neneng berperan sebagai Dewi Ambarwati.

“Sejak berdirinya Gedung Kesenian Mis Tjitjihpada tahun 2003 saya bergabung dengan mereka dan ikut larut dalam berbagai kegiatannya, bahkan saya sempat menjadi pengurus Gedung Kesenian Miss Tjitjih. Saya bergabung pada saat direktur gedungnya adalah Abas Sudiana. Kita membuat berbagai pergelaran diantaranya pergelaran Bentang-bentang Tembang Sunda Cianjuran. Pencak Silat Panglipur pertunjukan Maenpo, Pop Sunda bersama mendiang Kang Nano dkk,” paparnya.

Acara-acara di Miss Tjitjih Sering DIhadiri Pejabat DKI

Acara-acara di Miss Tjitjih sering kali di hadiri oleh para pejabat DKI Jaya maupun para seniman seniwati di DKI Jaya.

“Di lingkungan Miss Tjitjih ini saya seorang penembang Cianjuran mendapatkan pelajaran baru dalam bidang akting. Saya sering menjadi pemeran utama dalam berbagai pertunjukan, bahkan pernah membuat vcd tentang Miss Tjitjih,” ucapnya lagi.

“Keterlibatan saya di Gedung Kesenian Sunda Miss Tjitjih ini tiada lain untuk memotivasi orang-orang Sunda khususnya dan warga Dki Jaya umumnya, untuk terus mempertahankan, memperjuangkan seni budaya daerah, khususnya untuk seni daerah Jawa Barat di Kota Metropolitan Jakarta,” pungkas Neneng.

YOSIE WIJAYA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed