Rita Tila Fenomena Sinden Zaman Now

Rita Tila Fenomena Sinden Zaman NowMenginjak dunia panggung sejak usia 5 tahun sebagai “sinden alit” dari Nagrak, Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jabar, sekarang, pada usia 34 tahun, Rita Tila sudah berkembang jauh. Sebagai sinden, Rita sudah membawa musik tradisi Sunda ke 4 benua. Dan, menjadi idola para sinden dari generasi dibawahnya.

Senin (2/4/18) putri sinden Iis Rochayati ini bincang-bincang dengan Yosie Wijaya dari Aksi.co tentang fenomena sinden masa kini.

“Sinden sekarang lebih maju, lebih kreatif dalam penyuguhan lagu. Selain suguhan lagu dengan iringan gamelan, sekarang merambah ke musik kontemporer. Sinden sekarang tidak seperti katak dalam tempurung, tapi bergaul dan berinteraksi dengan genre musik lain, seperti dengan keroncong, jazz, dll. Sinden sekarang juga banyak yang punya latar belakang akademis, tetapi tidak melupakan ciri khas atau jatidirinya sebagai sinden, bahwa mereka masih kental dengan gamelannya,” papar Rita yang juga sedang mengikuti program Magister di ISBI (Institut Seni Budaya Indonesia) Bandung.

“Regenerasi sinden,” lanjut Rita, “terus berlangsung. Saya sering memantau dan melihat langsung di setiap pertunjukan. Banyak sekali anak muda yang merambah ke dunia kepesindenan. Belum lagi di lingkungan pendidikan formal, seperti SMKI, ISBI, UPI, banyak sekali bibit-bibit sinden yang potensial. Mereka masih muda-muda, good singing dan good looking. Dari sisi regenerasi, dunia kepesindenan Sunda tidak mengkhawatirkan,”.

Benarkah anggapan bahwa semakin sepuh seorang sinden, maka tarif manggungnya pun semakin mahal?

Disodori pertanyaan itu Rita menjawab, “Mungkin saja, karena dianggap sudah matang, sudah mumpuni, ibarat pepatah disodorkan ke kandang Macan pun tidak akan takut. Artinya tidak akan mundur atau mengelak jika ada request lagu-lagu buhun atau klasik yang menuntut teknik vokal yang tinggi. Itu salah satu contoh kenapa semakin sepuh semakin tinggi tarif manggungnya…,”.

“Tapi sekarang ini, di Zaman Now, honor sinden, tua atau muda, sudah bagus. Seorang sinden sudah bisa hidup layak dari keakhlian nyindennya…,” pungkas sinden cantik ini.

 

Yosie Wijaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *