Perubahan Mindset dan Sinergi Jadi Kunci Perwujudan Indonesia Bersih

Perubahan Mindset dan Sinergi Jadi Kunci Perwujudan Indonesia BersihAKSI. Rembuk Nasional bertema “Bersama Bergerak untuk Indonesia Bersih” dalam rangka Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental 2018 dilangsungkan di Hotel Aryaduta Manado, Sulawesi Utara (27/10).  Rembuk ini merupakan salah satu bentuk sharing pembelajaran dari Gerakan Indonesia Bersih yang dikoordinatori oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Kemaritiman) sebagaimana diatur dalam Inpres No.12/2016. Lebih dari ratusan undangan dari kalangan pemerintah serta tokoh masyarakat di seluruh Indonesia yang memiliki keterkaitan dengan Gerakan Indonesia Bersih menghadiri rembuk ini.

Acara diawali dengan paparan dan diskusi yang dibawakan oleh 3 (tiga) pembicara utama yaitu Dr. Ir. Safri Burhanuddin, DEA, Deputi SDM, Iptek, dan Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman, membahas mengenai best practice revolusi mental Gerakan Indonesia Bersih Sungai Citarum, Drs. H. Mukhyar, M. AP., Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin, membahas mengenai implementasi regulasi penggunaan kantong plastik, serta Siswanto Hartoyo, tokoh inspiratif pengelola sampah menggunakan insinerator.

Secara khusus, Safri Burhanuddin mengungkapkan bahwa acara ini juga merupakan bagian dari evaluasi dan tentunya dalam mewujudkan Gerakan Indonesia Bersih, Kemenko Kemaritiman tidak dapat berjalan sendiri, dibutuhkan sinergi dari berbagai instansi pemerintahan serta masyarakat sendiri pada umumnya. “Pendekatan kami lebih kepada komunitas, biarkan mereka bicara apa yang sudah mereka lakukan untuk Indonesia,” imbuhnya.

Salah satu pendekatan yang dijalin oleh Kemenko Kemaritiman untuk menggalakan Indonesia Bersih adalah melalui kerja sama sosialisasi dan pemasangan insinerator bersama Siswanto Hartoyo. Sampai tahun 2018, insinerator tersebut telah dipasang di 5 wilayah di Indonesia, diantaranya: desa si Kabupaten Cirebon, Desa Karangampel – Kabupaten Indramayu, Sektor 8 Citarum – Bandung, Jati Luhur – Purwakarta, Kecamatan Silai – Palu, serta akan dipasang di Gili Trawangan dan Labuan Bajo. Kolaborasi ini juga melibatkan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Politeknik Negeri Indramayu, dan Universitas Swadaya Gunung Jati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *