Daya Tampung Pendidikan Politeknik di Indonesia Masih Kurang

Daya Tampung Pendidikan Politeknik di Indonesia Masih KurangTerkait masih kurangnya daya tampung pendidikan politeknik/vokasi di Indonesia,  Prof Agus Sartono, Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) meminta kesediaan tiap perusahaan multinasional/multinational corporation yang beroperasi di Indonesia untuk berinvestasi dalam dunia pendidikan, dengan cara menambah jumlah politeknik di Indonesia.

“Indonesia memiliki lebih dari 175 juta penduduk usia produktif direntang usia 15-64 tahun dan diperkirakan akan mencapai lebih dari 208 juta pada tahun 2045. Maka akan menjadi langkah positif bila tiap multinational corporation di Indonesia menyediakan politeknik yang menunjang peningkatan kualitas SDM Indonesia,” kata Agus di Jakarta, Kamis (27/9)

Ia merinci terkait perlunya penambahan politeknik, karena menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), setiap tahun sekitar 3.2 juta anak lulus SMK/SMA. Sementara daya tampung pendidikan tinggi termasuk politeknik/vokasi hanya sekitar 60 persen. Angka 60 persen di perguruan tinggi ini masih belum mempertimbangkan keseimbangan bidang keilmuan antara bidang sains-teknologi dan bidang sosial-humaniora.

“Akibatnya sekitar 1.2 juta anak terpaksa harus masuk lapangan kerja, baik karena alasan ekonomi maupun keterbatasan daya tampung pendidikan tinggi. Mereka harus bersaing dengan lulusan perguruan tinggi dan ini berlangsung hampir setiap tahun,” tutur Agus.

Menurut Agus, terdapat data menarik yang menunjukan bahwa waiting time lulusan politeknik mendekati nol persen bahkan negatif. Artinya anak-anak sebelum lulus sudah mendapatkan pekerjaan. Sudah pasti di antara lulusan politeknik nantinya memilih untuk membuat usaha sendiri.

Selaku Guru Besar yang intens dalam dunia pendidikan, Agus yakin bahwa dengan meningkatnya akses pendidikan di politeknik, maka selain menyiapkan tenaga kerja dengan keahlian yang tinggi, juga secara tidak langsung ikut menyiapkan calon wirausaha baru.

Selain itu, investasi dalam dunia pendidikan terutama pembangunan institusi pendidikan seperti politeknik pula akan menguntungkan perusahaan. “Perusahaan multinasional juga menikmati manfaat atas ketersediaan SDM berkualitas yang melimpah serta upaya ini akan meningkatkan citra positif perusahaan. Jadi mari kita bersinergi dalam meningkatkan SDM Indonesia yang berkualitas,” ajak Agus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *