“Integritas” ujar Pesan Kemenko PMK untuk Mustahiq Kader Surau

"Integritas" ujar Pesan Kemenko PMK untuk Mustahiq Kader SurauLewat acara Sarasehan Nasional Kader Surau Angkatan ke-3 di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jumat, (20/07/2018), Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama, Prof. Dr. R. Agus Sartono, MBA memberikan pesan-pesan kepada para penerima beasiswa Kader Surau, terutama untuk belajar, berprestasi dan bekerja dengan baik dan berintegritas.

“Sebagai calon pemimpin bangsa, kalian adalah yang terpilih. Maka belajar yang keras, raih prestasi, kerja yang baik dan jagalah integritas,” pesan Prof. Agus.

Pesan tersebut disampaikan kepada 395 mahasiswa terpilih dari 18 Perguruan Tinggi Nasional (PTN).  Secara umum, Prof. Agus menjelaskan bahwa beasiswa Kader Surau adalah program Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) di bidang pendidikan yang fokus pada pembentukan dan pembinaan generasi intelektual muda Islam di tingkat perguruan tinggi. Penerima beasiswa tersebut meliputi bantuan uang kuliah tunggal (UKT), uang saku bulanan dan pembinaan rutin di asrama.

Secara khusus Prof. Agus menjelaskan bahwa belajar keras (rajin) adalah kunci utama untuk melangkah dalam meningkatkan kualitas individu seseorang. Dalam proses belajar, pria kelahiran Purworejo ini menekankan agar para mahasiswa tidak terlibat dulu dalam lingkungan aktifitas politik praktis. Prof. Agus pula menceritakan pada para peserta sarasehan yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia bahwa karirnya saat ini merupakan hasil dari proses pembelajaran yang panjang. “Saat ini pun saya masih menjadi pembelajar,” tambahnya.

Selanjutnya Prof. Agus berpesan dengan tegas bahwa aspek pembangunan manusia harus dilandasi dengan integritas dimana “integritas adalah sikap menjaga kejujuran pada diri sendiri. Manusia tanpa integritas, maka pasti meaningless (tidak bermakna),” tandasnya.

Ia juga merasa prihatin atas pemberitaan akhir-akhir terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Banyak orang tua kaya yang mengaku miskin demi mendapatkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM). “Saya sangat prihatin, ternyata banyak orang tua sebagai guru pertama dan utama putra-putrinya menanamkan ketidakjujuran kepada anaknya sendiri. Pendidikan integritas dari orang tua ini perlu dipertanyakan,” ungkap Prof Agus pula.

Prof. Agus pun melarang keras para penerima beasiswa Kader Surau untuk cheating dan tidak jujur dalam proses belajar, meraih prestasi dan bekerja. “Menyontek adalah praktik yang merusak integritas para pelajar. Jika kebiasaan mencari jalan pintas tanpa kerja keras dilakukan terus menerus justru akan merusak integritas kalian. Bukan tidak mungkin nanti akan menjerumuskan kalian, karena setelah bekerja nanti tidak lagi mengutamakan proses atau kerja keras tetapi lebih mementingkan hasil. Karakter buruk semacam inilah yang menyebabkan terjadinya praktek korupsi,” jelasnya.

Sebelum mengakhiri arahan kepada calon pemimpin masa depan, Prof. Agus mengingatkan agar para Kader Surau merenungkan betul “Seven Deadly Sins” yang dikemukakan oleh Mahatma Gandhi. Menutup arahannya disampaikan bahwa satu hal yang sangat diimpikan “20 tahun mendatang ingin melihat anak-anak Kader Surau mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara. Siapkan diri kalian dan kalian pasti bisa,” tutup Prof. Agus dengan penuh semangat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *