British Council Luncurkan Program Premier Skills Indonesia

British Council Luncurkan Program Premier Skills IndonesiaBritish Council bersama Premier League meluncurkan program Premier Skills Indonesia dengan gelaran pelatihan dan pengantar kursus pendidikan bagi 55 pelatih sepak bola akar rumput pada 13-19 Maret 2017 di Bandung.

“Premier Skills adalah program kemitraan untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi muda di seluruh dunia dengan pendekatan sepak bola,” ujar Direktur Pendidikan dan Kemasyarakatan British Council Indonesia Teresa Birks di Bandung, Rabu.

Teresa menuturkan, program tersebut memiliki tiga area kerja utama yakni pelatihan untuk wasit dan pelatih sepak bola akar rumput, menghubungkan program di komunitas yang dijalankan klub-klub liga Inggris dengan program negara lain, serta produk dan layanan bahasa Inggris bagi masyarakat umum.

“Sama halnya dengan mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan, olahraga dapat membantu anak muda membangun harga diri dan kepercayaan dirinya. Melalui olahraga mereka dapat mempelajari kepemimpinan, pembentukan tim dan keterampilan komunikasi yang akan berguna dalam pendidikan formal,” kata dia.

Pelatihan ini akan dipimpin langsung oleh lima pelatih utama perwakilan dari liga Inggris yakni Adam Lea dari Portsmouth, Jack Day dari Stoke City, Damian Flynn dari Cardiff City, Michael Fletchers dari Manchester City, dan Jason Arroyo dari Arsenal.

Seluruh pelatih yang akan ditimpa dalam program premier Skills ini berasal dari seluruh penjuru Indonesia, dan bekerjasama dengan Kemenpora, Pemkot Bandung, serta Persib Bandung.

“Harapannya, usai ditimpa oleh para pelatih perwakilan Premier League. Mereka (para pelatih di Indonesia) dapat mengembangkan di daerahnya masing-masing dengan pendekatan sepak bola. Dan membentuk komunitas kepelatihannya sendiri,” kata dia.

Di tempat yang sama Adam Lea menuturkan, program Premier Skill sudah berjalan selama sepuluh tahun dan diikuti 29 negara di seluruh dunia. Program ini menyasar kepada para pelatih untuk bisa memberikan pengaruh terhadap anak-anak di daerahnya masing-masing.

“Bukan hanya pengembangan untuk anak-anak dari sepakbola, tapi lebih ke arah edukasi pelatih. Dengan pengembangan pelatih yang ada, pasti akan memberikan warisan kepada anak-anak dan membuat permainan yang lebih baik,” kata dia.

Sementara itu, Program Manager Premier Skills Kartini Sudibyo mengatakan, tujuan akhir program ini adalah merangkul seluruh elemen masyarakat tertutama anak-anak yang memiliki masalah sosial di lingkungan rumahnya untuk lebih percaya diri serta mengikis kebiasaan buruk penggunaan obat-obatan terlarang.

“Kita menyasar masalah kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, orang-orang yang termajinalkan di lingkungannya, melalui media sepak bola dan melalui para pelatih yang kami latih di program ini,” kata dia.

Premier Skill yang dimulai di Mesir dan India pada tahun 2007 ini telah melibatkan 10.914 pelatih di 29 negara, dengan menjangkau sekitar 1,4 juta anak muda. Di Indonesia sendiri program ini sudah dimulai sejak tahun 2010 di Jakarta dan telah menelurkan lebih dari 100 pelatih dan menjangkau 2.000 anak muda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *