Puasa Ramadhan Mencegah Kejahatan Sosial (2)

Puasa Ramadhan Mencegah Kejahatan Sosial (2)Puasa merupakan salah satu ibadah yang paling universal, terdapat pada syari’at setiap umat dan bangsa sepanjang zaman, dan merupakan sumber kearifan, wisdom serta hikmah yang paling banyak diamalkan oleh agama-agama. Maka tidak heran bahwa perintah Allah kepada kaum beriman untuk berpuasa disertai keterangan bahwa puasa itu juga diwajibkan kepada umat-umat terdahulu.

Keutamaan puasa merupakan sarana pendidikan tanggung-jawab pribadi yang disyariatkan oleh Tuhan kepada manusia.Ia bertujuan menggembleng jiwa manusia(al-tadrîb al-ishlâhî) agar mempunyai kesadaran dan keinsyafan akan Maha-hadirnya Tuhan yang senantiasa mengawasi dan menyertainyadi dalam setiap waktu, tempat dan keadaan. Atas dasar keinsyafan itu diharapkan manusiadapat menjalani hidup dengan penuh kesungguhan dan keprihatinan, sebab apapun yang diperbuat manusia di dunia ini bakal dimintai pertanggung-jawaban di hadapan Sang Khalik secara pribadi di akhirat kelak.

Membahas secara panjang-lebar dan mendalam tentang hikmah dan keutamaan puasa Ramadhan mungkin bukanlah di sini tempatnya, tetapi setidaknya dari keterangan di atas dan informasi tentang puasa yang kita terima selama ini, dapatlah terpahami bahwa puasa merupakan kewajiban bagi manusia beriman untuk membimbing jiwanya menuju ketakwaan kepada Tuhan Sang Maha Pencipta.Maka dari itu makna fungsional puasa Ramadhan yang kita jalankan sekarang ini sebaiknya dapat memberikan dampak sosial bagi orang banyak, yaitu bagaimana dengan dilaksanakannya praktek ritual tersebut bisa mengurangi penderitaan jutaan keluarga miskin di Indonesia, akibat efek domino dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat.

Sekarang ini, hampir semua rakyat Indonesia mengucapkan syukur kepada Sang Pencipta, walaupun belum begitu signifikan tetapi rakyat sudah memiliki harapan baru karena dipimpin oleh pemimpin baru yang diharapkan dapat melepaskan beban penderitaan dan kemelaratan yang sudah terlalu lama berkepanjangan.Pesta demokrasi telah selesai. Puasa Ramadhan (1436 H)ini adalah puasa yang pertama kali dilaksanakan sejak kita mendapatkan pemimpin baru,pemimpin yang kita pilih dengan penuh kepercayaan akan mampu membawa rakyat Indonesia untuk keluar dari segala macam keterpurukan.

Pembelajaran berharga ritual (puasa) tahunan ini,merupakan pengayaan pengalaman bagi mereka yang bergelimang kemewahan harta dan kekuasaan.Tujuannya adalah agar mereka ikut merasakan kepedihan hidup yang serba kekurangan, penyakitan bahkan kelaparan.Ritual puasa sejatinya lebih fungsional bagi orang-orang kaya dan berkuasa, ketimbang untuk orang-orang miskin yang setiap hari bekerja keras dalam kondisi fisik lemah akibat mengkonsumsi makanan tak bergizi, atau bahkan sebenarnya mereka memang kurang makan.

Milyaran umat Islam di dunia dan termasuk di negeri ini menyambut kedatangan bulan suci dengan beragamcara dan tradisi. Untuk mengurangi kejahatan, umat Islam meyakini bahwa barangsiapa yang memenuhi kewajiban puasa dengan penuh ketaatan dijamin akan meraih ketakwaan dan kebahagiaan hakiki. Artinya bebas dari godaan maksiat, kecurangan, kebiadabandan tindakan mungkar lainnya yang mengarah kepada pelanggaran terhadap perintah Tuhan. Akan tetapi fakta dilapangan menunjukkan tindakan maksiat dan kemungkaran, korupsi dan kejahatan sejenisnya semakin tidak peduli terhadap penderitaan dan kesengsaraan orang banyak, egoisme surgawi dan penyalahgunaan kekuasaan justru tidak surut, bahkan cenderung semakin merajalela dengan kualitas kebobrokan yang “semakin hari semakin meningkat”.

Pertanyaan penting setiap kali memasuki bulan Ramadhan adalah bagaimana pemenuhan kewajiban ritual itu benar-benar berfungsi mengurangi kejahatan kemanusiaan tersebut.Soal perolehan pahala bagi mereka yang menjalani puasa secara sadar dan penuh ketaatan adalah suatu yang tidak perlu diragukan, karena itu merupakan kepastian sesuai janji Allah sendiri.Namun yang terpenting bagi kita bagaimana dengan pengalaman puasa itu mendatangkan manfaat berupa pembebasan atas belenggu kesengsaraan orang banyak.

Ritual puasa bukanlah sekedar di siang hari menahan diri untuk tidak makan dan minum atau tidak memenuhi hasrat biologis, tidak berkata-kata kotor, dan hal-hal yang membatalkan pahalanya.Puasa bukanlah kewajiban yang harus dibebankan bagi si miskin dan lemah secara fisik.Kewajiban ibadah tahunan ini lebih ditujukan kepada mereka yang kaya dan kuasa.Bagi si miskin sehari hanya makan sekali merupakan hal yang lumrah dan tidak mengherankan, tetapi bagi mereka yang kaya dan berkuasa,nilai makanan yang dimakannya bisa meningkat berlipat-lipat biayanya, bahkan biayanya sehari cukup untuk membiayai makanan si miskin selama seminggu.

 

Penulis: Bambang Saputra, M. HI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *