Wirausaha Sosial Wujud Kemandirian Generasi Muda

Wirausaha Sosial Wujud Kemandirian Generasi MudaInisiatif Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka) bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyelenggarakan Pelatihan Wirausaha Sosial Muda Indonesia untuk mendorong generasi muda agar semakin mandiri dan memiliki semangat yang tinggi untuk menjadi pebisnis sosial. Acara yang diselenggarakan dari tanggal 26 November hingga 5 Desember 2018 diikuti oleh 50 peserta hasil seleksi dari total 2.704 pendaftar. Para peserta merupakan generasi muda yang datang dari Sabang hingga Merauke.

Acara ini dibuka oleh Sidqy Lego Pangesthi Suyitno Staf Ahli Bidang Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Ekonomi Kreatif Kemenko PMK. Ditemui di sela-sela acara, Sidqy menjelaskan arti penting wirausaha sosial bagi generasi muda di Indonesia.

“Umumnya pendobrak adalah orang-orang muda dan melalui wirausaha sosial diharapkan generasi muda dapat menciptakan lapangan kerja tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga bagi masyarakat lainnya sehingga dapat mengurangi pengangguran di kalangan usia muda dan mendorong kemajuan ekonomi di daerah mereka” jelas Sidqy.

Sidqy juga menekankan wirausaha sosial merupakan sebuah pemikiran kreatif yang harus ditanamkan dalam diri generasi muda. Wirausahawan Sosial tidak hanya berpikir untuk mencari keuntungan saja, tetapi juga berpikir untuk menghasilkan sebuah kontribusi terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.  “Wirausaha sosial merupakan sebuah solusi yang kreatif dan hal ini harus ditanamkan di dalam generasi muda sehingga mereka dapat menghasilkan sebuah solusi nyata untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat” tambahnya.

Founder Ibeka Tri Mumpuni menjelaskan bahwa tujuan diadakannya acara pelatihan Wirausaha Sosial Muda Indonesia adalah untuk meningkatkan semangat kemandirian generasi muda sesuai dengan tujuan dari salah satu Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu Gerakan Indonesia Mandiri. Secara tegas, Tri juga menekankan bahwa saatnya generasi muda di Indonesia mengubah pola pikirnya dari pencari kerja menjadi pencipta lapangan pekerjaan.

“Tapi bukan sembarang pekerjaan tetapi pekerjaan yang kita sebut sebagai wirausaha sosial yaitu bisnis yang tidak semata-mata mengejar keuntungan tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat” ungkapnya.

Tri memiliki prinsip yang juga dibagikan kepada para peserta pelatihan. Menurut Tri, Wirausaha Sosial memiliki makna yang lebih tinggi dibanding sekedar keuntungan finasial dan saat ini banyak generasi muda yang berusaha mencari makna dan nilai kehidupan dengan aktif di dalam wirausaha sosial. “Inilah yang saya ingin dampingi karena dengan keyakinan itu, Indonesia mampu menjadi lebih baik” tambahnya.

Materi yang disajikan dalam pelatihan ini sejatinya bertumpu pada pendidikan karakter. Untuk menjadi seorang wirausahawan sosial sejati, terdapat beberapa karakter yang harus dimiliki oleh peserta seperti kekuatan mental dan kepekaan sosial.

Artinya keuntungan yang diperoleh dikembalikan kepada masyarakat untuk sehingga kemakmuran dapat dicapai secara bersama-sama. “Jadi bukan mengakumulasi kapital, tetapi membangun modal sosial masyarakat karena modal sosial masyarakat ini yang akan menjadi bahan baku untuk modal sosial bangsa” jelas Tri.

Harapan Tri cukup sederhana yaitu para peserta pelatihan dapat mengimplementasikan nilai revolusi mental secara nyata yaitu dengan menjalankan Gerakan Indonesia Mandiri dan merevolusi dirinya menjadi wirausahawan sosial yang mandiri, memiliki tekad untuk maju, tidak putus asa, disiplin dan juga berintegritas.

“Sehingga ketika mereka berhasil, mereka akan sadar bahawa keberhasilan yang mereka raih, adalah keberhasilan Bangsa Indonesia dan keberhasilan ini merupakan langkah bersama untuk menjadi bagian dari solusi bangsa untuk mengatasi ketimpangan di sektor ekonomi.” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *