Crown Group Lirik Bandung untuk Pengembangan Properti

Crown Group Lirik Bandung untuk Pengembangan PropertiKota Bandung menjadi salah satu kota yang menarik perhatian pengembang properti di mancanegara. Beberapa faktor menjadi pendorong hal tersebut, di antaranya yakni, Kota Bandung sangat mudah diakses dari berbagai daerah termasuk ibu kota. Selain itu, pertumbuhan ekonomi, pekerjaan, dan penduduknya pun cukup tinggi. Dengan demikian, dipastikan kota tersebut masih sangat membutuhkan tempat hunian. Karena lahannya yang masih terbatas, maka hunian vertikal akan sangat diperhitungkan.

General Manager Strategic and Corporate Communication Crown Group, Bagus Sukmana mengatakan, pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN, Indonesia dengan jumlah penduduknya yang sangat besar akan menjadi magnet bagi sejumlah warga ASEAN lainnya. Mereka akan masuk ke Indonesia, apakah itu untuk kepentingan mencari pekerjaan atau memasarkan barang. Artinya, pengembangan properti menjadi peluang besar untuk memfasilitasi hunian bagi masyarakat Indonesia termasuk warga negara asing. Menurutnya, Jabar merupakan salah satu provinsi utama di Indonesia dan pusatnya adalah Kota Bandung.

“Australia itu setiap tahunnya mengalami kekurangan hunian hingga 50.000 unit. Oleh karena itu, pengembangan properti sangat didorong oleh pemerintahnya. Adapun untuk pembagiannya, pemerintah negara tersebut membatasi kepemilikan untuk WNA sebesar 45 persen dan 55 persen untuk warga lokal. Selain itu, WNA tidak diperkenankan membeli properti yang bersifat bekas atau seken. Mereka mesti membeli properti yang bersifat baru,” ucap Bagus, Sabtu 9 April 2016.

Bagus menilai, selain mengantisipasi adanya serbuan WNA ke Indonesia, pengembangan properti di Indonesia, khususnya hunian mewah juga masih sangat berpotensi tinggi, terutama untuk kalangan menengah yang memiliki kemampuan membeli properti di kisaran Rp 500 juta – Rp 1 miliar. Sebab menurutnya, pangsa pasar kalangan tersebut merupakan yang paling besar di Indonesia.

“Akan tetapi, bukan berarti pangsa pasar untuk kalangan yang mampu membeli Rp 1 miliar ke atas tidak ada, mereka sebetulnya banyak, tapi tidak sebanyak kalangan menengah tadi. Apalagi, bila seorang pengembang properti dapat memberikan harga yang bersaing tapi kualitas huniannya tinggi, maka bukan saja menarik pangsa pasar Indonesia, tapi lebih jauh pangsa pasar Asia. Sebab, keindahan Indonesia juga menjadi perhatian warga ASEAN dan Asia,” katanya menjelaskan.

Ketua Real Estate Indonesia (REI) DPD Jabar, Irfan Firmansyah mengatakan, Kota Bandung sangat berpeluang dilirik oleh berbagai properti mancanegara, termasuk dari Australia. Sebabnya, ada sejumlah kemiripan karakter konsumen. Di Kota Bandung, sekitar 80 persen konsumen hunian mewah merupakan para investor. Mereka menjadikan hunian mereka sebagai barang investasi, apakah untuk dijual lagi atau untuk disewakan. Ternyata, hal tersebut juga tidak jauh berbeda dengan di Australia.

Menurut Bagus, sebanyak 50 persen konsumen hunian mewah, dalam hal ini apartemen, membeli apartemen dengan tujuan investasi. Adapun 30 persen merupakan mahasiswa dari luar Australia yang tengah mengenyam pendidikan di negara tersebut. Sementara itu, sisanya sebanyak 20 persen merupakan imigran yang berniat untuk tinggal di Australia. Berdasarkan pengamatan Bagus, yang paling tinggi pertumbuhannya yakni pembeli apartemen yang memiliki tujuan untuk investasi.

“Setelah berhasil di Australia, kami memastikan membangun juga di Indonesia. Jabar dengan Kota Bandung-nya memiliki peluang besar karena potensinya sangat luar biasa. Akan tetapi, kami masih dalam tahap memilih daerah dan belum bisa menentukan lokasinya. Yang pasti, ketika daerah tersebut feasible dan kami menyukai tempatnya, maka akan kami lakukan,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *