Dayeuhkolot dan Baleendah Kembali Direndam Banjir Setinggi 1,1 Meter

Banjir kembali menggenangi Kecamatan Dayeuhkolot dan Baleendah, Selasa (29/3). Sejumlah ruas jalan, permukiman warga, dan bangunan lainnya pun terendam di lokasi rawan banjir luapan Sungai Citarum tersebut.

Kepala Desa Dayeuhkolot, Yayan Setiana, mengatakan sampai Selasa siang, banjir masih menggenangi 9 RW di Kampung Babakan Sangkuriang, Citeureup, Bojongasih, Bolero, Kaum, dan Cilisung. Sebagian besar warga memilih bertahan di rumahnya masing-masing.

“Ada sekitar 50 keluarga mengungsi di Kantor Desa Dayeuhkolot, sejak malam. Pagi harinya, pengungsian ini dipakai sekolah SDN Bojongasih. Para pengungsi keluar dulu saat pelajaran di mulai,” menurut Yayan di Kantor Desa Dayeuhkolot, Selasa (29/3).

Banjir luapan Sungai Citarum dan Cisangkuy, katanya, terjadi mulai pukul 19.00 pada Senin (28/3) dan mencapai puncaknya pada dini harinya pukul 03.00. Permukaan air banjir tertinggi mencapai 1,1 meter di Desa Bojongasih.

“Banjir berangsur surut. Warga masih memiliki persediaan makanan di rumahnya masing-masing. Kalau banjir sudah mencapai dua atau tiga hari tanpa surut, barulah mereka butuh bantuan makanan. Banjir ini juga merendam sejumlah jalan desa di setiap kawasan banjir,” katanya.

Sedangkan di Kecamatan Baleendah, banjir menggenangi Kampung Cieunteung dengan ketinggian 1 meter dan Cigosol dengan ketinggian 80 centimeter. Genangan pun terjadi di sejumlah kampung lainnya di Kelurahan Andir, seperti Ciputat.

Jalan Anggadireja terendam air dan kendaraan masih bisa memaksakan melaluinya. Sedangkan Jalan Katapang-Andir terputus di beberapa titik dan tidak bisa dilalui kendaraan akibat terendam banjir cukup tinggi.

Sebanyak 45 keluarga atau 296 jiwa warga Kampung Cieunteung mengungsi di GOR Kelurahan Baleendah. Warga Andir menempati Gor Inkanas mencapai 55 keluarga atau 201 jiwa. Sedangkan di Gedung Warakawuri terdapat 78 keluarga atau 303 jiwa pengungsi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *