Eka Santosa, Makin Mengerucut ke Pilgub Jabar 2017

Eka Santosa, Makin Mengerucut ke Pilgub Jabar 2017“Anggaplah ini sebagai halal bihalal. Sekaligus kita jadikan sebagai momentum hari lahir Mang Ihin pada 21 Juli yang ke-90”, itu secuplik kata sambutan dari Ketua Umum DPKLTS (Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda), Mubiar Purwasasmita di halaman kantor Jl. Riau No 189 A Bandung (21/7/2016).

Hari itu ada tenda khusus, digelar di halaman kantor DPKLTS. Hadir, sejumlah tokoh lintas generasi mulai dari pemerhati lingkungan, aktivis, pengusaha, politisi, akademisi, budayawan, dan masyarakat awam. Tokoh itu di antaranya Didi Turmudzi (Ketua Paguyuban Pasundan), Eka Santosa, Acil Bimbo, TB Hasanudin (anggota Komisi I DPR RI), Sobirin Supardiono Dewan Pakar DPKLTS, Iwan R Sulanjana, Budi Dalton, Azizah Talita Dewi, Ari Mulia Subagdja, Didin S Maolani, Agung Suryamal (Ketua Kadin Jabar), Dede Mariana (Guru Besar Unpad). Di salah satu sudut lain terpampang sejumlah karangan bunga ucapakan selamat, di antaranya dari anggota DPR Popong Otje Djundjunan, Ketua DPRD Jabar Ineu Purwadewi Sundari, dan praktisi hukum Dindin S Maolani.

“Kang Emil (Ridwan Kamil, Walikota Bandung – red) kemana ya?”, tanya Abah Landoeng (90) salah satu rekan Mang Ihin kepada rekannya Agus Areng selaku Wakil Ketua Forum Jagaseke –“Paling juga nanti siangan kemungkinan hadir di sini, sekarang kan masih pukul 11-an, Mungkin saja sekarang masih terkendala jadwalnya yang padat “. Belakangan, pada hari itu diketahui Emil, mengucapkan selamat ultah melalui tweet-nya @ridwankamil – Selamat Ulang Tahun ke-90, sesepuh Jawa Barat Bpk. Solihin GP. Semoga selalu menjadi inspirasi generasi muda kita.

Yang tidak biasa, selama digelar kata sambutan dari tuan rumah DPKLTS, dan para tokoh, hingga pukul 11. 00 WIB, Mang Ihin atau Solihin GP yang berulang tahun – belum bisa dipastikan kehadirannya. “Mang Ihin, masih dalam pemulihan. Kemungkinan bisa hadir hari ini pun masih belum dapat kami pastikan”, kata Sobirin. Mujurnya, semua hadirin memakluminya.
Namun, sekitar pukul 11.32 WIB tersiar kabar – Mang Ihin dalam perjalanan menuju ke kantor DPKLTS. Tak berselang lama, Mang Ihin hadir diantar Eka Santosa, menemui rekan dan kerabatnya. Seketika suasana menjadi riuh berbalut suasana haru. Hadirin seakan berlomba-lomba mengucapkan selamat ulang tahun. Semua ingin menyalaminya, malah memeluknya – ini tanda hormat paling dalam dari para pengagamumnya.

Sementara Mang Ihin sendiri, walaupun berusaha tampak berusaha dirinya tampak tegar – akhirnya, luluh juga, sesekali matanya berkaca-kaca. “Tak mengira sambutan saudara sekalian di luar dugaan saya. Terima kasih untuk semuanya”.

Layaknya selebriti di jaman kini, Mang Ihin menjadi rebutan untuk sesi foto bersama, terutama oleh para ibu-ibu. “Kapan lagi bisa foto bareng sama Mang Ihin. Beliau itu idola saya sejak dulu, waktu saya masih Karawang. Ini bapak kita semua”, kata beberapa ibu-ibu usia separuh baya sambil menunjukkan wajah sumringah.

Rupanya, Mang Ihin masih punya rasa humor seperti biasanya: “Hari ini, saya seperti artis saja. Tak disangka rame juga hari ini. Pastilah, ini kerjaan anak-anakku”.

Teu Boga Duit

Usai seremoni ultah yang serba spontan, Mang Ihin dipersilahkan duduk. Tiba-tiba, melantunlah tembang Sunda buhun secara secara solo tanpa nayaga dari pesinden Otih Rostiyati yang akrab disapa Ceu Otih. Setelahnya, Ia didaulat memberikan kata sambutan yang sebelumnya didaulat pula “harus” meniup lilin di kue ulang tahun. Mang Ihin tampak tak kuasa menolak prosesi ini – sempat dibantu meniup lilinnya, mungkin karena kikuk, tak biasa.

Menurut orang dekatnya Sobirin dan Mubiar – “Sebenarnya, paling tidak mau bapak itu bila menyusahkan orang lain. Padahal, kami ini sangat ridho melakukan ini. Ini kan, untuk orang tua kami. Tadinya, sempat tidak mau hadir pada hari ini, malah”.

Sebelumnya Dede Mariana, telah secara “memaksa” membuat biografi Mang Ihin. “Saya susun diam-diam awalnya, sejak dua tahun lalu”. Lucunya, ketika ditawarkan pembuatan otobiografi ini, Mang Ihin sempat menolaknya berkali-kali. Ternyata, alasannya selain karena teu boga duit (tak punya uang). Juga, dirinya merasa tak pantas, lagi pula merasa bukan sebagai orang terkenal. “Banyak orang yang ngaco di jaman ini”, kata Dede Mariana menirukan perkataan Mang Ihin kala menyambut acara ini di pagi hari itu.

I Am Not Satified

Nah, masih berminatkah menyimak, apa kata sambutan Mang Ihin kala itu? Inilah intinya – Dirinya, malah sering lupa berapa usianya? Untuk apa saya dirayakan seperti ini? Bukankah, sebentar lagi dirinya pun akan menghadap keharibaanNya. Saya sudah bau tanah …

Selanjutnya Mang Ihin mengibaratkan dirinya bila kelaknn ditanya perasannya, kala mengakhiri masa hidupnya? Menurutnya, akan dijawab apa adanya – Saya teu nyugemakeun (tak memuaskan) ka rakyat. Hidup sebagai pejoang, masih penuh dengan kepenasaran, I am not satisfied. Mengapa bangsa ini jadi awut-awutan? Jangan menyalahkan rakyat. Yang salah tetaplah para pemimpin itu. Banyaklah kini pemimpin yang tidak becus – Sebenarnya, tak ada prajurit yang salah …!”.

Perihal sambutan Mang Ihin yang serba terbuka dan blak-blakan, semua sepakat – Apa yang dikemukakannya, adalah benar! “Banyak pemimpin masa kini, yang hanya cari kambing hitam. Biasanya menyalahkan ke rakyat yang seharusnya diurus. Tugas utamanya mengurus rakyat, bukan menguras rakyat ?!”, kata Deden aktivis lingkungan.

Cake Susi Pudjiastuti

Menjelang pukul 12.00 WIB, tiba-tiba tersiar kejutan baru. Susi Pudjiastuti, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), hadir membawa cake untuk Mang Ihin disertai para dirjen-nya. Susi hadir kebetulan setelah menghadiri sidang terbuka dotoral Wakil Ketua Komisi IV DPR E. Herman Khaeron di Unpad Jalan Dipatiukur, Kota Bandung.
“Tadinya, akan menyempatkan diri ke kediaman Mang Ihin di Cisitu Indah. Tahu Bapak ada di DPKLTS, langsung saja ke sini. Mang Ihin itu bapak saya. Ramai juga ternyata disini”, ujar Susi yang sejak 2002 lalu telah bergabung di DPKLTS menangani urusan luar negeri. “Yang fenomenal Ibu Susi dan Mang Ihin memperjuangkan rencana penyodetan Citanduy pada tahun 2002. Upaya ini berhasil, Menteri Lingkungan Hidup Nabil Makarim menghentikan proyek controversial ini”, jelas Taufan Suranto, staf DPKLTS.

Kembali ke tamu di kantor DPKLTS yang penuh sesak kala itu, Susi secara personal menyerahkan cake untuk Mang Ihin. “Waduh, saya jadi ulang tahun lagi, nanti sajalah ya di rumah. Isteri saya menunggu”, ujar Mang Ihin sembari mengepalkan tangannya dengan terharu sekaligus terkejut. Suasana canda dan tawa layaknya bapak dan anak yang baru bertemu setelah lama berpisah mengalir dengan spontan – keduanya saling memuji. Tak urung Mang Ihin mengeluarkan gestur dengan mengepalkan tangan segala ke Susi:”Maju terus, jangan mundur. Kamu itu kebanggaan rakyat, dan nelayan”.

Seketika, Susi sempat menimpal:”Alhamdillah Pak, sebagian sudah saya teruskan dan laksanakan pesan-pesan Bapak. Tapi sebenarnya, saya capek Pak. Setelah dua tahun ini, sempat saya mau mundur …”. Layaknya sebagai seorang Bapak:”Jangan mundur kamu. Ayo kita lanjutkan di rumah”.

Bergegas semuanya termasuk Eka Santosa yang merupakan sobat Susi kala mereka masih remaja pada tahun 1980-an di Pangandaran, menuju Cisitu Indah. Susi sigap mengemasi cake yang Ia bawa bersama ajudannya. “Kita bungkus lagi cake-nya. Rupanya, Pak Jenderal kita ini mau kita kumpul di rumahnya sekarang”.

Jangan Mundur !

Tiba rombongan di Cisitu Indah Susi disambut isteri Mang Ihin, Maryam Harmain (87). “Curhatan” Susi yang terputus sejenal di kantor DPKLTS kembali berlanjut di rumah Sang Jendreal yang punya kiprah panjang, di antaranya sebagai Gubernur Jawa Barat 1970 – 1974. Di Cisitu Indah semua curhatan Susi disimak Mang Ihin dengan serius di hadapan para dirjen Kementrian Kelautan dan Perikanan, termasuk Jafar Ismal Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Prvinsi Jawa Barat :”Sekali lagi ya, beban di pundakmu memang berat. Tetapi rakyat tetap menanti baktimu Susi. Mau rambutmu ada merahnya, malah ada tatonya, tak mengapa. Kamu kan selama ini bekerja jujur dan ikhlas, bekerja tidak untuk babadog (mencuri) atau semacamnya, seperti yang lain. Jangan mundur, lanjutkan ya ?!”.

Di sini Susi sempat beringsut sebentar dari ruangan utama Mang Ihin – ternyata, mengontak staf kepresidenan Joko Widodo:”Saya beritahu ajudan Pak Jokowi, hari ini Mang Ihin ulang tahun …”.

Eka Santosa, Maju !

Sepulang Susi dari Cisitu Indah, Mang Ihin sore itu walaupun tampak lelah – memancarkan rasa lega dan rona gembira yang tak biasa. Kepada Eka Santosa yang sejak pagi di hari itu menyertainya, sempat berujar:”Sudah ya? Tadi, kita dengar sendiri. Susi pun selain saya, sangat mendukung Anda di Pilgub Jabar 2017. Soal siapa pasangannya, nantilah kita bahas secara khusus. Soal pasangan Anda itu, nanti saja jangan di depan wartawan. Kita perlu pemimpin yang clean and capable …”.

Tembak langsung kala itu, perihal ini dikonfirmasi kepada Eka Santosa yang masih berada di sisi Mang Ihin – Kesiapan Anda, bagaimana? Dengan siapakah kelak akan berpasangan? “Ya, intinya saya seratus persen siap. Tadi Anda dengar sendiri kan Ibu Susi dan Mang Ihin mendukung saya di hadapan kalangan terbatas disini. Restu dari para olot (tetua adat di BOMA Jabar – red), menjadi bahan pertimbangan utama saya pula. Gerakan Hejo yang saya pimpin saat ini, terus-menerus mengimplementasikan kepedulian lingkungan di pelosok Jabar”.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *