Kado Eka Santosa untuk HUT Pemprov Jabar ke-71

Kado Eka Santosa untuk HUT Pemprov Jabar ke-71Hari Jumat (19/8/2016) para pejabat pemerintahan di lingkungan Pemprov Jabar, ratusan PNS, legislator ditambah 30 atlet PON XIX Jabar usai menggelar apel besar, dalam rangka peringatan hari ulang tahun ke-71 Pemprov Jabar di lapangan Gasibu, bernuansa khusus.

Katakanlah diameteral suasananya. Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan berbusna khusus baju adat Sunda bersampir putih dengan balutan kain batk, lengkap dengan bendonya. Sementara Ketua DPRD Jabar, Ineu Purwadewi Sundari, berkebaya seperti puluhan undangan lainnya. “Eta mah siga dangdanan menak,” begitu kata Ojang (36) dan Entin (32), pasutri asal Kiara Condong kota Bandung yang turun sejenak dari sepeda motornya sepulang dari daerah Ledeng.

“Baru saja kemarin 17 Agustusan, hari ini ada upacara apa lagi? Pesta terus ya, pejabat kita?”, komentar Ojang yang sehari-hari berkutat selaku pekerja serabutan di daerahnya. “Biarin ajah atuh Kang, namanya juga pejabat”, timpal Entin menetralisir suasana kala itu sambil menggendong balita salah satu putrinya.

Hari itu usai gebyar upacara di Gasibu, berlanjut dalam rangka HUT Pemprov Jabar ke-71, berlangsung rapat paripurna istimewa di gedung DPRD Jabar Jl. Diponegoro Bandung. Ineu Purwadewi dan Ahmad Heryawan memberikan kata sambutan seuai kapasitasnya dan jabatannya.”Sayang, hari ini hanya segelintir saja bupati dan walikota yang hadir”, kata Ineu dalam selipan sambutannya.

Sementara Ahmad Heryawan seperti biasa memberikan sambutan berupa progres dalam pemerintahannya. Termasuk pula disinggung memberikan spirit menyongsong penyelenggaraan PON XIX yang akan berlangsung pada bulan September ini. Tak lupa raihan 224 piala dan penghargaan selama kepemimpinannya Ia utarakan.

Kado HUT Pemprov Jabar

Masih di hari yang sama pada sore harinya, Ketua DPRD Jabar Eka Santosa 1999 – 2004, dan Ketua Komisi ll DPR 2004 – 2009, usai mengikuti rapat paripurna di gedung DPRD Jabar mengadakan bincang-bincang dengan para awak media. Tempatnya di restoran Zuka Suki yang berada di samping Gedung DPRD Jabar. Bahasannya, tentang kondisi Jabar selaku Ketua Umum Gerakan Hejo. “Ini sih lebih tepat kado spesial buat Pemprov Jabar yang sudah berusia 71 tahun, untuk prov dengainsi senior di NKRI”, celetuk salah seorang awak media dengan spontan.

Alih-alih, mengapa ada awak media yang nyeletuk seperti ini? Ternyata, Eka dalam pembukaannya, di balik mengucapkan selamat ulang tahun kepada Pemprov Jabar yang yang ke-71 tahun, kelanjutannya Ia mendedarkan sejumlah fakta lain sekaitan klaim progres pembangunan di provinsi ini. “Betapa buruknya kinerja pemerintahan Provinsi Jabar kini. Salah satu, dalam hal manajemen lingkungan masih tak memadai. Kawasan lindung yang harusnya 45% (15.750 Km2), kenyataannya stagnan kurang dari 20% (7.000 Km2) dari total wilayah Jabar 35.377,76 Km2. Akibatnya, pembangunan di segala lini hanya berkutat di seputar kerusakan lingkungan yang masif!”.

Gugatan Eka lainnya, menyinggung keberadaan sekitar 600.000 Ha lahan kritis di Jabar:”Kebijakan di bidang lingkungan, serba tak jelas. Nihil penindakan tegas. Pesisir Utara dan Selatan Jabar, rusak berat. Kondisi 90% sungai di perkotaan rusak, dan 50% di pedesaan, ini menampar kita. Sejatinya, darurat lingkungan ini sedang berlomba dengan klaim keberhasilan versi pembuat kebijakan. Kebijakannya hanya pro investor yang tak ramah lingkungan. Tunggu, 20 atau 30 tahun ke depan, seperti apa Jabar? Sepuluh tahun terakhir ini tak ada kemajuan significant”.

Dalam dedaran Eka yang banyak diminati para aktivis lingkungan dan sosial-kemasyarakatan, hadir di antaranya Ir, Hj. Eni Sumarni M,Kes, Anggota DPD RI asal Jawa Barat, dan mantan Bendahara KONI Jabar Dr. R. AW Bakar Supriyono AIFO. “Aspirasi seperti inilah yang perlu saya serap sebagai bahan masukan di legislatif”, ujar Eni Sumarni yang mencermati serius dialog intensif ini.

Setali tiga uang perihal kinerja KONI Jabar dalam konteks penyelenggaraan PON XIX Jabar pada September 2016, Bakar Supriyono yang akrab disapa Abu, turut angkat bicara:”. Serapan dana KONI Jabar sudah sampai Rp. 549 M. Ini demi target Jabar kahiji, menggapai 224 keping emas.

Lagi, Pemprov Jabar keluarkan anggaran untuk infrastruktur dan lainnya Rp. 1,9 T dari APBD Jabar, sedangkan dari APBN hanya sekitar Rp. 100 M. Total demi sukseskan PON XIX memakai dana Rp. 2 T. Hitunglah, satu keping emas berapa harganya? Belum lagi, tak tuntas pertanggungjawaban KONI Jabar 2010 – 2014, kurang lebih Rp 367 M, bagaimana ?”.

Lebih jauh, menurut Abu:”Yang lebih miris, honorarium atau insentif untuk para atlit per bulan sangatlah tak sebanding dengan tunjangan untuk para pengurus yang juga difasilitasi dengan beberapa kendaraan cukup memadai. Bersyukurlah saya bisa bicara di sini dengan sejumlah data, tentunya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *