Ini Tantangan Membina Keluarga di Era Millenial

Ini Tantangan Membina Keluarga di Era MillenialBerlokasi di masjid TSB (Trans Studio Bandung) di Jl, Gatot Subroto Kota Bandung pada Rabu, 19 Desember 2018 berlangsung tausyiah dan talk show bertajuk ‘Ibu Sepanjang Masa’. Menurut pemandu acara Riva Rahayu, kegiatan ini merupakan salah satu mata rantai dari peringatan Hari Ibu yang kita peringati pada setiap tanggal 22 Desember.

Hadir pada kesempatan ini ratusan peminat kajian Islam dalam perpektif masa kini dan masa depan. “Semoga uraian dari ‘duet’ srikandi mantan Ibu Gubernur Jabar, Hj. Netty Prasetya Ahmad Heryawan dan Ibu Wakil Rektor Bidang Riset dari Unpad, dapat memperkaya wawasan kita,” jelas Riva Rahayu saat mengintrodusir kegiatan ini.

Kembali ke Kodrat

Nara sumber Keri Lestari yang selama ini dikenal sebagai pemegang hak paten olahan ekstrak biji pala (Myristica fragrans Hout), sebagai obat anti diabetes, serta  sediaan obat lainnya berbasis herbal asal Nusantara, melalui kupasannya yang sarat dengan pendekatan keilmuannya, menyatakan:”Pemahaman akan fungsi ayah dan ibu dalam membina putra-putri kita di jaman milenial yang penuh tantangan, perlu strategi khusus. Kiatnya, mudah saja …”

Berikutnya Keri Lestari yang fasih mengupas peta dari fungsi-fungsi fisiologi otak manusia, kaum pria cenderung ditakdirkan mengarah berfikir lebih fokus:”Berbeda dengan kaum perempuan cenderung multi tasking dalam kesehariannya. Disinilah, saling memahami antar fungsi kondrati perempuan dan laki-laki, perlu kita pami dengan benar.”

Sementara itu Netty Prasetya yang punya pengalaman dua periode (2010 – 2018) mendampingi suaminya Ahmad Heryawan sebagai Gubernur Jawa Barat, berbagi kisah di balik layar dari berbagai penanganan kasus kriminal kehidupan rumah tangga. Tepatnya, dari kasus-kasus menyangkut proses tumbuh kembang anak-anak dan remaja:

”Kuncinya dari semua kasus yang pernah muncul di tingkat nasional dari Jawa Barat, aneka penyimpangan fungsi kehidupan keluarga, kembalilah ke basis pendidikan agama dan kehidupan bermoral lainnya,” paparnya usai menjelaskan dengan cukup gamblang dari kasus video porno keluarga yang melibatkan anak-anak, kehidupan kaum pengemis dan anak jalanan di berbagai kota di Jabar, serta persoalam buruh migram (TKI) asal tanah Pasundan di luar negeri.

Opini dari salah satu jemaah bernama Utami (42) warga daerah Regol Kota Bandung yang hadir bersama beberapa rekannya:

”Kehadiran dua nara sumber ini sangat inspiratif. Ini berpengaruf positif bagi kita yang hidup di era milenial, selalu menghadapi tantangan baru setiap hari. Kami tadi merasa dibekali dengan sejumlah kiat hidup yang mencerahkan. (HS/MG) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *