Pesan Gerakan Hejo, Kembali Tayang di Kompas TV Jabar

Pesan Gerakan Hejo, Kembali Tayang di Kompas TV JabarUntuk ketiga kalinya Ketua Umum Gerakan Hejo, Eka Santosa mendedarkan pokok-pokok pikirannya di Kompas TV Jabar.

“Ini kedua kalinya rombongan Kompas TV di bulan Mei 2017 ini mewawancarai saya. Tentu kami bergembira, apalagi respon dari berbagai daerah di Jabar, ternyata diluar dugaan. Mereka ingin lebih tahu lagi tentang kiprah kami,” papar Eka yang ditemui disela-sela pengambilan gambar (15/5) di Kawasan Ekowisata dan Budaya Alama Santosa di Pasir Impun Kabupaten Bandung.

Menurut Azzi pimpinan crew Kompas TV Jabar yang membawa empat rekannya saat pengambilan gambar di Alam Santosa:”Ini kali kedua kami ambil gambarnya. Yang pertama dulu itu diambil di studio Graha Kompas Jl. Riau Bandung, dan telah dua kali kami tayangkan pada pukul 06.00 pagi.”

Sementara itu Agus Warsito, Sekjen Gerakan Hejo yang turut menyaksikan pengambilan gambar di Alam Santosa:”Kami perhatikan dari dua kali penayangan pesan Gerakan Hejo, kami cukup kewalahan memperoleh respon dari para pemirsa Kompas TV di pelosok Jabar. Rata-rata mereka tertarik akan kiprahnya, malahan banyak yang ingin bergabung. Ini di luar perkiraan kami.”

Diamati lebih jauh, pesan Gerakan Hejo pada pengambilan gambar ke dua di Alam Santosa, tampak penyampaian pesannya lebih komprehensif. Dedaran tentang pentingnya penghijauan di Jabar yang disebut Eka sudah pada tahap Darurat Lingkungan, lebih menukik pada esensi gerakan yang bertumpu pada unsur edukasi, ekologi, dan ekonomi.

“Sudahlah, jangan banyak teori. Penyebab kerusakan lingkungan di Jabar, mulai dari pencemaran sungai, penggundulan hutan, rusaknnya pesisir utara dan selatan, serta proses dehumanisasi yang marak, jangan disalahkan ke rakyat. Saya nyatakan, penyebabnya karena pola kepemimpinan di Jabar yang minus wawasan lingkungan dan budaya,” papar Eka yang kondang biacara apa adanya, tanpa tedeng aling-aling – “Ya, mau apa lagi. Sejatinya, warga Jabar itu penurut. Kalau galian C di Gunung Tampomas dan Galunggung sekarang merajalela, itu kan karena diijinkan oleh pimpinan daerah setempat, termasuk pimpinan Jabar juga.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *