Eka Santosa Dukung Kapolda Jabar Terkait Kasus Habib Rizieq

Eka Santosa Dukung Kapolda Jabar Terkait Kasus Habib RizieqSekjen BOMA (Baresan Olot Masyarakat Adat) Jawa Barat, Eka Santosa, akhirnya angkat bicara terkait maraknya intoleransi di Jabar. Terakhir, Ia sikapi Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Anton Charlian, dalam konteks pemanggilan Rizieq Shihab. Dukungan tegas pun Eka luncurkan melalui BOMA Jabar ke Kapolda Jabar atas kasus ini sekaitan dugaan penghinaan terhadap Pancasila.

Sebelumnya Imam besar FPI, Rizieq Shihab, hadir memenuhi panggilan Polda Jabar (12/1/2017). Kasus ini awalnya mencuat pada November 2016 silam. Kala itu Sukmawati Soekarnoputri membuat laporan ke Bareskrim Mabes Polri. Laporan itu sekaitan beredarnya video Habib Rizieq saat ceramah di Lapang Gasibu Kota Bandung. Kasus ini kemudian dilimpahkan dari Bareskrim Mabes Polri ke Polda Jawa Barat sesuai dengan lokasi kejadian.

Saat pemeriksaan pada 12 Januari 2017 itu, Rizieq dikawal ribuan laskar FPI dan dihadang sekelompok ormas GMBI yang notabene binaan Kapolda Jabar Anton Charlian. Disesalkan banyak kalangan, sempat terjadi gesekan antara kedua kubu, kondisi Bandung pun sempat memanas.

Tegasnya, Eka Santosa kali ini tidak biasanya angkat bicara walaupun tidak dalam konteks perselisihan antara GMBI dengan FPI. “Upaya kapolda itu bagus saja. Kalau pun Ia jadi pembina salah satu ormas, itu sah-sah saja,” ujar Eka Santosa kepada pers menyikapi peristiwa bentrok massa GMBI dengan FPI, di Bandung, dan kota lainnya, Sabtu (14/01/2017).

Eka Santosa dalam kesempatan ini, mendukung aparat mana pun yang sedang menegakkan konstitusi. Bentuk apa pun yang berindikasi dan bernuansa mengganggu simbol negara, yang dilanjut dengan provokasi bernada SARA, menurut Eka harus ditumpas.

Polisi maupun aparat keamanan diminta Eka Santosa janganlah ragu untuk bertindak – “Jangan biarkan mereka mengambil-alih peran pemerintah. Bila perlu kalangan Olot (tetua adat- red) yang punya massa sekitar 8 juta jiwa di Jabar siap berkiprah. Selama ini mereka tampak diam, alasannya tak ingin mencampuri urusan yang belum perlu disentuhnya”, tegas Eka yang juga sebagai Ketua Umum DPP Gerakan Hejo, yang juga menjelaskan –“Sangat menyayangkan pimpinan daerah di banyak kasus intoleransi di Jabar, terkesan diam. Idealnya, di persoalan ini bukan polisi semata yang turun. Saatnya pula berbagai komponen memberikan evaluasi ke pimpinan di Jabar terkait persoalan ini”

Hargailah Keberagaman

Dorongan lain dari BOMA Jabar ke Kapolda Jabar, menurut Eka Santosa, aparat dan pemerintah harus bersikap tegas. Tidak boleh memberi ruang gerak sedikit pun untuk hal yang bersifat SARA.

“Berbahaya, bila kerukunan budaya terganggu. Masyarakat adat yang sudah eksis ratusan tahun sebelum RI ini ada, sejak awal menghargai keberagaman, salah satu ujarannya ciri sabumi cara sadesa, ini mengetengahkan toleransi antar umat secara utuh”.

Dalam kesempatan yang sama BOMA Jabar bersama elemen massa lainnya, siap mendukung langkah Kapolda Jabar. “Silahkan Pak Kapolda bersikap tegas tanpa harus ragu, Kami siap membantu menghalau pihak yang memprovokasi, atau mempermainkan symbol dan ideologi negara,” tandas Eka Santosa sembari menjelaskan makna filosofis sikap masyarakat adat ke pihak pemerintah yang kelenturannya sudah teruji sepanjang jaman – “Pandangan warga adat itu fleksibel, layaknya selaku panyaur, pangajak, dan panyarek. Ini selaras dengan prinsip Tritangtu di bumi dalam sistem pemerintahan di tatar Sunda, yakni Rama (Tuhan), Prabu (manusia), dan Resi (alam)”.

Alam Santosa Pasir Impun

Menutup penyikapan ini, Eka Santosa di akhir pertemuan membocorkan kontak terakhirnya bersama Kapolda Jabar (14/1/2017):”Rencananya, Selasa pagi, 17 Januari 2017 di Alam Santosa, Pasir Impun Kabupaten Bandung. Kang Anton Charlian (Kapolda Jabar) hadir di Pasir Impun”.

Secara terpisah Wa Ugis Suganda (65), salah satu Olot dari perwakilan Sabaki (Sa Banten Kidul) tepatnya di Cipta Gelar Kabupaten Sukabumi, sebagai salah satu Kasepuhan Adat dari 20 Masyarakat Adat yang tergabung dalam BOMA Jabar, ketika dihubungi terkait rencana pertemuan di Pasir Impun (17/1/2017):”Wa Ugis dan rengrengan, akan hadir. Tujuannya, semata agar Jabar tetap kondusif, kalau kata Wa mah biar reugreug – lah tatar Sunda”. (gun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed