GWPU Harapkan Calon Rektor Unpad Tidak Cacad Moral

GWPU Harapkan Calon Rektor Unpad Tidak Cacad MoralMenyonsong siapa yang akan menjadi rektor Unpad setelah 27 Oktober 2018, di fase terakhir sosialisasi tiga calon di Aula HU Pikiran Rakyat di Jl. Asia Afrika Kota Bandung (9/10/2018), tersirat maupun tersurat dibanjiri pesan moral:

“Haruslah kembali ke pesan Ki Sunda. Lanjutnya harus cageur, bageur, pinter, teuneung jeung ludeung. Teu paduli rek Arab, China, yang penting, nyaah, nyunda, nyantri, nyakola ka Padjadjaran,” papar anggota DPR RI Popong Otje Djundjunan sambil menambahkan dengan gaya khas ‘ceplas-ceplos’ – “Kalau ada garis tangan gentos nama Anda (Obsatar Sinaga) jadi Ujang Naga.”

Di atas itu salah satu pesan moral yang dikemukakan sejumlah tokoh Jabar. Para tokoh itu, di antaranya Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan M Didi Turmudzi, Tb Hasanuddin, Uu Rukmana, Tjetje Hidajat Padmadinata, Moh Surya, Sudjana Sapi’ie , Herman Ibrahim, Iwan Abdurachman, dan AM Ruslan, serta beberapa perwakilan ormas di Jabar.

Intinya, di luar pesan moral tadi dari segi visi dan misi yang dipaparkan oleh tiga calon rektor Unpad diapresiasi oleh para tokoh Jabar.

“Dari segi visi dan misi saya kasih jempol untuk ketiga calon ini. Semua bermuara kepada bagaimana memajukan Unpad masuk pada kategori world class, ini kan memajukan Jabar dan nasional, juga,” kata Uu Rukmana.

Suara Gempungan

Di luar kesuksesan sosialisasi di atas, siangnya kembali menyeruak kabar tak sedap adanya unsur KDRT dari salah satu calon rektor Unpad. Rupanya ini melanjut dari kelompok Gabungan Warga Peduli Unpad (GWPU) yang dimotori Dindin S Maolani, Memet Hamdan, Acil Darmawan Hardjakusumah, Samsudin Dajat Hardjakusumah, dan Henda Surwenda Atmadja. Sebelumnya kelompok GWPU ini sempat menggelar diskusi terbuka di Gedung Indonesia Menggugat di Kota Bandung pada Jumat, 28 September 2018. Hari itu (9/10/2018) mereka beranjangsana ke Kantor Redaksi HU Pikiran Rakyat.

Kelompok GWPU ini menyatakan, rencananya pada Jumat, 12 September 2018 akan berdialog dengan Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Padjadjaran. Menurut lansiran pemberitaan hari itu, mereka akan memaparkan bukti permasalahan etika yang melingkupi salah satu calon rektor Unpad 2019 – 2024.

Lainnya, kelompok GWPU menjelang pertemuannya dengan MWA Unpad, akan pula menggelar pertemuan khusus dengan tema Rektor Unpad: Tokoh Pinunjul & Mawa Katuladanan, Lain Nu Cacad Moral. Pelaksanaannya pada Kamis, 11 Oktober 2018 pukul 10.30 WIB di Jalan Malabar Kota Bandung. Diperoleh informasi maksud gempungan ini tidak untuk menjatuhkan salah satu calon. Klaimnya, semata keprihatinan atas dinamika pemilihan rektor Unpad pada tahun ini.

Berkaitan niatan kelompok GWPU di Jl. Malabar Kota Bandung, redaksi mencoba menghubungi Sekertaris Eksekutif Erri Noviar Mengantara yang dijawab dengan no comment. Rupanya ini konsisiten dengan pertanyaan serupa kala ditemui disela-sela sosialisasi tiga calon rektor Unpad di Aula HU Pikiran Rakyat (9/10/2018:

“Sebagai masukan boleh-boleh saja, namun itu tergantung kepada anggota MWA masing-masing (15 orang). Selama ini MWA Unpad masih on the track masih pada tiga calon rektor …”

Secara terpisah redaksi menghubungi salah satu tokoh Jabar Eka Santosa, mantan Ketua Alumni FISIP Unpad dan Ketua Harian IKA Unpad 2014 – 2016, menurutnya upaya kelompok GWPU selaku salah satu wakil masyarakat Jabar mempertanyakan hal esensial itu, merupakan hal yang wajar:

“Ini kan seperti tidak ada calon lain yang pantas dipilih? Sekali lagi, tak terbayangkan, bila calon yang bermasalah ini terpilih. Konsekuensinya, Unpad sebagai institusi pendidikan terpandang di Jabar akan terbebani secara moral dan etika.” (HS/MG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *