BUMD Mulai Ekspolarsi Uap di Sukabumi

BUMD Mulai Ekspolarsi Uap di SukabumiPT Jabar Rekind Geothermal (JRG) anak perusahaan dari BUMD Jawa Barat PT Jasa Sarana siap memulai eksplorasi panas bumi di Cisolok dan Cisukarame, Kabupaten Sukabumi pada September 2016 ini. Direktur Utama PT Jasa Sarana, Soko Sandi Buwono mengatakan, proyek yang digarap PT JRG tersebut bisa dieksekusi setelah ada hasil rig test yang dilakukan bersama mitra sukses.

“Hari ini JRG melakukan rig test yang akan digunakan untuk mengebor di Cisolok. Alhamdulilah saya dapat laporan hasil tes berjalan lancar, reportnya bagus sesuai yang dijanjikan partner kita,” katanya di Bandung, Rabu, 10 Agustus 2016.

Dengan lancarnya tes tersebut, pihaknya menargetkan pengeboran akan dilakukan pada September 2016 mendatang. Soko berharap rencana ini tak meleset, karena awalnya JRG merencanakan akan mengebor di Cisolok akhir 2015 lalu. Saat itu, hasil rig-nya tidak sesuai dengan harapan sehingga pihaknya melakukan evaluasi ulang dengan teknologi baru dari ITB.

Diakui dia, pemakaian rig akhir tahun lalu dinilai beresiko tinggi karena pengeboran dilakukan dari pinggir atau directional drilling. Sementara dengan teknologi terbaru, pengeboran tidak perlu langsung ke sumbernya (straight hole). Selain itu, resikonya ringan dan biayanya juga relatif lebih murah.

Soko mengatakan pada eksplorasi tersrbut, pihaknya menargetkan JRG akan melakukan pemboran 2 sumur dari 12 sumur yang direncanakan sesuai kontrak dengan ESDM. Dari 12 sumur di Cisolok dan Sukarame diharapkan menghasilkan listrik 45 MW.

“Meskipun potensi diperkirakan bisa mencapai 140 MW. Dua sumur ini perkiraan sekitar 10-12 MW tapi tergantung hasil drillingnya nanti,”kata dia.

Jasa Sarana sendiri sejak 2009 terus mengupayakan agar potensi panas bumi di Cisolok bisa digarap. Sejak 2009 meneken kontrak, PT JRG menurut Soko sudah mengeluarkan biaya Rp140 miliar untuk akses jalan dan Rp40 miliar untuk survei.

“Setelah pengeboran 2 sumur selesai akan ada FS yang dijadikan dasar untuk negoisasi dengan ESDM. Sekarang tarifnya masih yang lama 6,8 sen/KWH,” tuturnya.

PT Jasa Sarana sebagai BUMD pertama di Indonesia yang Eksplorasi Tenaga Uap

Direktur Utama PT JRG Ari Putranto mengatakan, pihaknya merupakan pemilik konsesi dan pemegang izin panas bumi (IPB) pada wilayah tersebut. Inipun menjadikan PT Jasa Sarana sebagai BUMD pertama di Indonesia yang mengeksplorasi energi uap tersebut.

Untuk selanjutnya, eksplorasi ini akan dikerjasamakan dengan PT Jabar Energi (anak perusahaan PT Jasa Sarana) dan PT Roda Drilling Nusantara (RDN) dengan membentuk konsorsium yang diberi nama Jabar Drilling Nusantara.

“Pengeboran akan dimulai pada pekan pertama September 2016 dengan menggunakan RIG,” katanya.

Pihaknya juga sudah melakukan function test RIG di lokasi pabrik PT RDN di kawasan Cikarang, Kabupaten Bekasi. Untuk menggali satu sumur berkedalaman 2.000 meter, dibutuh waktu 35-40 hari. Dengan begitu, dalam satu tahun ini pihaknya menargetkan bisa menggali 12 sumur pada area seluas 15,5 hektare tersebut.

“Setelah eskplorasi, kami berharap bisa mengeksploitasi panas bumi, lalu menjualnya ke PLN untuk dijadikan listrik. Target COD (comercial of delivery) dengan PLN semester 1 2020 selama 30 tahun,” katanya.

Sebelum memulai eksplorasi ini, pihaknya telah melakukan survei di lokasi tersebut sejak 2009. Adapun nilai investasi yang telah dibukukan sejak pertama hingga saat ini mencapai lebih dari US$ 200 juta

Sementara itu, Direktur Operasional PT RDN Wisnu Wikrama Wardhana menjamin eksplorasi yang dilakukannya ramah lingkungan sehingga tidak akan merusak lingkungan sekitar. Alat-alat yang digunakan pun telah menjalani sertifikasi oleh lembaga terkait.

“Dalam pelaksanaannya, kami mengikuti SOP. Sebelum proses ini berjalan, kami juga melakukan kajian-kajian agar (eskplorasi) tidak berdampak apapun terhadap lingkungan sekitar,” kata dia dalam rilis yang sama.

Dia menjelaskan, warga tidak perlu khawatir debit airnya akan terganggu akibat eksplorasi ini. Sebab, pihaknya telah memetakan lokasi mana saja yang layak untuk dibor.

“Jadi warga tidak perlu takut kekurangan air. Apalagi di Cisolok ini debit airnya sangat banyak,” ucapnya.

Selain itu, pengeborannya ini dipastikan minim material limbah. Limbah yang dihasilkan tidak sebanyak perusahaan atau pabrik sehingga masyarakat tidak perlu khawatir lingkungannya akan tercemar.

“Ini relatif lebih sedikit limbahnya. Limbahnya paling hanya oli bekas, dan kita sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat,” katanya.

Pihaknya mengaku sudah beberapa kali melakukan pengeboran panas bumi di sejumlah daerah di Indonesia seperti di Garut dan Manado dengan melibatkan warga sekitar dalam pengeboran tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *