IDI KBB Akan Tingkatkan Pelayanan Kesehatan

IDI KBB Akan Tingkatkan Pelayanan KesehatanDari sekitar 550 dokter umum yang ada di Kabupaten Bandung Barat (IDI KBB), mayoritas tempat praktik dokter masih terpusat di wilayah perkotaan seperti di Kecamatan Ngamprah, Padalarang, dan Lembang. Izin praktik dokter diharapkan dapat lebih selektif agar terjadi pemerataan dokter umum di wilayah perdesaan.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang KBB Henny Soesanto mengatakan, sekitar 250 dokter dari 550 dokter yang ada di KBB merupakan anggota IDI KBB. Artinya, merekalah dokter yang benar-benar tinggal di Bandung Barat, sedangkan sisanya merupakan dokter dari daerah luar yang membuka praktik di KBB.

“Dokter yang bukan anggota IDI KBB tapi praktik di daerah Bandung Barat itu jumlahnya sekitar 280 dokter. Jadi, kalau keseluruhan dokter yang ada di wilayah Bandung Barat itu sekitar 550-an dokter,” kata Soetanto, seusai dilantik sebagai Ketua IDI KBB periode 2016-2019 di Hotel Mason Pine, Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Sabtu, 30 Juli 2016.

Menurut dia, sebaran dokter praktik di Bandung Barat masih belum merata, khususnya di wilayah perdesaan. Pasalnya, tingkat penyebaran praktik dokter umum masih terpusat di wilayah perkotaan, dengan daerah yang paling banyak terdapat dokter ialah di Ngamprah, lalu di Padalarang dan Lembang.

“Bahkan ratusan dokter ada di sana, sedangkan daerah pinggiran itu jarang. Kenapa? Karena sudah ada pelayanan di puskesmas. Jadi dokternya ada di puskesmas. Makanya, dokter umum yang membuka praktik di daerah pinggiran itu jarang sekali,” katanya di kutip dari laman PR.

IDI Akan Bekerja Sama dengan Dinkes KBB

Selaku Ketua IDI KBB terpilih, Soetanto menyatakan akan bekerja sama dengan Dinkes KBB untuk meningkatkan kompetensi dokter yang ada di KBB dan meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Termasuk di dalamnya ialah pemerataan untuk penempatan dokter praktik.

“Mudah-mudahan ke depannya untuk penempatan dokter praktik, melalui regulasi dan kebijakan dari kepala dinas, bisa dilakukan pemerataan yang lebih baik. Jadi biar tidak terfokus di Ngamprah, Padalarang, dan Lembang saja, karena praktik-praktik dokter umum itu menumpuk di situ,” tuturnya.

Kepala Dinkes KBB Pupu Sari Rohayati mengatakan, sebaran dokter di Bandung Barat sudah merata walaupun belum menyeluruh. Kendati dokter umum yang membuka praktik di daerah perdesaan masih jarang, di tiap puskesmas setidaknya ada dua atau tiga dokter. Total terdapat 57 dokter yang berstatus pegawai negeri sipil.

“Kalau dokter umum sebenarnya enggak ada masalah, karena di tiap puskesmas pasti ada dokter, minimal dua orang. Itu untuk pelayanan fungsional. Secara struktural, kami juga tempatkan kepala puskesmas pada masyarakat, sehingga kami bisa melakukan rolling untuk kebutuhan dokter,” kata Pupu.

Bahkan, lanjut dia, Dinkes telah mengupayakan agar dokter-dokter yang menetap di KBB dapat melanjutkan pendidikan, sehingga bisa menjadi dokter spesialis. “Tiap tahun ada lima atau enam dokter yang disekolahkan untuk mengambil spesialis. Soalnya, kami masih banyak kekurangan untuk dokter spesialis. Kalau untuk dokter umum sih cukup, artinya ada lah,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *